Oh Tuhan ku..
Apa aku tidak pantas lagi kau sebut
Sebagai hamba mu ?
Mengapa kau tidak biarkan aku tahu
Mengapa kau tidak biarkan aku sekedar tahu
Siapa nama malaikat mu itu.
Entah mengapa dan kau juga pasti tahu
Aku merasa rindu
Entah mengapa aku rindu akan malaikat-Mu.
Gelap malam, sunyi sepi dan sendiri...
Angin dingin seakan ingin mengiringi
Mengiringi sebuah melodi yang menyayat hati.
Melodi yang dimainkan malaikat mu
dalam sepi
Melodi yang dimainkan malaikat mu
sendiri
Melodi yang dimainkan malaikat mu
dalam sunyi.
Tak dapat tebendung hati,
Tergetar nurani ingin keluar dan memperbaiki hari ini
Tak dapat tebendung hati untuk mendekati
Mencoba menyibakkan sepi.
Memberanikan diri, kuatkan tekat
Dan mencoba melangkah mendekati
Namun puisi ini tidak lagi terdengar
Seperti puisi kerinduan hati.
Bahkan aku bertanya pada diriku sendiri
Apa?
Apa yang dia lakukan pada dirinya?
Botol pecah berserakan di dekatnya.
Dan begitu juga dengan puntung-puntung rokok tak ada yang berbeda.
Darah segar mengalir dari nadinya
Mata terpejam dengan raut kesedihan
Suara lirih dan menggumam melantunkan "Puisi Kegelapan".
Apakah dia terluka
Apakah dia baik-baik saja
Ku coba langkahkan kaki beranikan diri
untuk mengikuti kata hati
Ku coba langkahkan kaki lewati semua
ini bukan untuk berhenti.
Namun dalam kegelapan ini kulihat
Pemandangan yang menyayat hati
Malaikat mu tertawa,
Namun dia tertawa diiringi senyuman-senyuman setan
disekitarnya.
Malaikat mu tertawa, namun dia tertawa
diiringi tangisan beserta darah
dari nadinya.
Gelap...
Mengapa semakin terasa gelap di sekitarnya.
Mengapa cahaya seakan tidak mau
masuk lagi ke tempat ini
Mengapa kau tidak mau kembali kesini
untuk membuatnya berseri lagi
Mengapa kau tidak mau kembali kesini
untuk cerahkan hari,
Wahai cahaya matahari...
Tuhan...
Jika kau tidak ijinkan matahari
untuk terangi lagi tempat ini
Jika kau tidak ijinkan lagi hari cerah
buatnya berseri kembali
Jika kau tidak ijinkan lagi hari cerah
buatnya kembali mengejar mimpi
Jika kau tidak ijinkan lagi hari yang cerah
buatnya tersenyum dan akhiri
semua kesedihan ini
Dan jika matahari-Mu itu mungkin telah mati!
Jadikanlah aku matahari agar aku selalu
Dapat melihat senyum dari malaikat mu ini.
* Ainiya Faida Azmi,
Kenawat Lut,3 Oktober 2014.