TRANSFORMER PENA
Di suatu masa...
Puisiku akan berubah menjadi tranformer pena.
Yang akan menghadapi robot luka
Yang diprogram untuk memberantas cinta.
Senyummu yang dingin dan kaku,
Senyummu yang dingin dan kaku,
Laksana robot !
Hingga nyali ku tak berani
Mengajak sapa untuk menyerobot !
Di bobot lukaku yang hebat.
Kucipta robot yang dapat menghiburmu setiap saat.
Walaupun nanti aku telah mangkat.
*Ainiya Faida Azmi
Kenawat,20 Januari 2014
*Ainiya Faida Azmi
Kenawat,20 Januari 2014
**********************************************************************************
TEGARKAN AKU
Sejak kau tak lagi tampak...
Rasanya aku ingin berteriak.
Memberitahu kepada khalayak.
Bahwa kau tak bisa hilang dari benak.
Aku kehilanganmu...
Aku kehilanganmu...
Seperti senja kehilangan jingga.
Adakah kau tau...
Berhari hari mendung bergelayut di sudut mataku.
*Ainiya Faida Azmi
Kenawat,20 Januari 2014
**********************************************************************************
SETETES EMBUN
Meski telah berganti tahun...
Aku tetaplah setetes embun.
Yang setia bertahan di pelukmu yang daun.
Tak perduli pada terik mentari menghalauku turun.
Aku ingin belajar pada embun pagi yang bening.
Tentang keikhlasan di saat jatuh.
Namun semangatku tetap utuh.
Tanpa ada sedikitpun keluh.
*Ainiya Faida Azmi
Kenawat,20 Januari 2014
DINGIN
Dingin ?
Maaf...
Jarak ini meghukum kita akan arti sebuah peluk.
Karena tungku lebih siap berpaling dari periuk.
Tatapku tak akan pernah surut.
Melihat senyumanmu.
Larut dengan lirikan matamu yang menyudut.
Ke hatiku yang kian semrawut.
*Ainiya Faida Azmi
Kenawat,20 Januari 2014.
***********************************************************************************
**********************************************************************************
ANTARA CINTA DAN PATAH HATI
Perihal ''JATUH CINTA''
Debar jantungku berirama sandi morse.
Yang menandai makna yang sama;
"AKU CINTA KAMU" semata.
Perihal "PATAH HATI"
Ada lambaian sandi semaphore.
Yang menandai makna;
"PERPISAHAN" yang diratapi.
Wahai luka...
Singgahlah sebentar.
Dan akan aku ceritakan
Tentang debar rindu dan rasa pilu.
Yang saling kelu.
*Ainiya Faida Azmi
20 Januari 2014.
**********************************************************************************
RIAK
Jika sajak adalah geming ombak
Aku ingin menjadi riak air laut yang berteriak.
Bebas...
Salut....
Tanpa kalut.
Nyaliku bersembunyi di tungku perapian nyeri.
Tak berani untuk menyapa.
Lewat nyala ke senyummu yang baja.
Aku memilih mengembunkan mimpi.
Oleh samar nya tungku perapian sepi.
Dan melebur panjang.
Penantian senyapku jadi sebuah puisi.
Tungku berisi nyala api kecil perjumpaan.
Hingga gigil kerinduan tak bisa dielakkan.
Sebab temu adalah mutlak.
Kehangatan.
*Ainiya Faida Azmi
Kenawat,20 Januari 2014.
*********************************************************************************
KITA
Aku memang wanita yang biasa.
Tapi yakinlah...
Cintaku ke kamu sungguh luar biasa.
Layaknya sebuah wadah dengan tutupnya...
Kita pasti akan selalu bersama.
Untuk saling melengkapi.
Moment terindah itu...
Moment terindah itu...
Ketika saat kau mengecup keningku.
Lembut...
Dan berkata
"AKU SANGAT MENYAYANGIMU"
1 komentar:
syair mu bagus n indah sist...
teruslah berkarya :)
Posting Komentar