JEJAK KAKI
MAHASISWA UNIT 4 SEMSTER 5
DI DESA KENAWAT LUT.
MAHASISWA UNIT 4 SEMSTER 5
DI DESA KENAWAT LUT.
KEC. LUT TAWAR
TAKENGON - ACEH TENGAH
TAKENGON - ACEH TENGAH
Ini berawal dari sebuah perencanaan oleh kawan-kawan atau pun sahbat-sahabat dalam satu ruang mahasiswa Stain Malikusalleh Lhokseumawe semester 5 unit 4. Yang di komandoi oleh komisaris ruang yaitu Taufik Syarboyni. Perencanaan tersebut berawal di sebuah kantin dari perbincangan perbincangan untuk melakukan kegiatan akhir semester yaitu liburan, tempat liburan yang ingin di tuju dari perencanaan tersebut belum tahu hendak kemana.
Dan
akhirnya ada seorang mahasiswi rekan kami yang bernama Syerli Rahni,ia
mengajukan perencanaan liburan ini pergi ke Takengon. Semuanya pada saat
itu diam sejenak dan akhirnya menyetujui perencanaan tersebut, bila di
pikir-pikir ongkosnya pun tidak terlalu majal dan tidak mengeluarkan
biaya yang besar. Dan akhirnya semua kawan-kawan bersepakat dan memulai
mengumpulkan uang mereka masing-masing yang terutama ongkos bisnya.
Syerli Rahmi selaku bendahara mulai mengutip uang dari rekan-rekan yang
lain. Dan akhirnya uang pun semua terkumpul. Dan rekan-rekan yang
berangkat pada saat itu berjumlah 28 orang. Bertepatan pada tgl 2
Februari 2014 hari Senin Pukul 10.00 wib.
Kami pun berangkat dari kota
Lhkseumawe menuju kota takengon.Selama perjalanan panjang pun terjadi
canda tawa ceria, suka dan duka bercampur aduk di perjalanan tersebut
sukanya yang terjadi di perjalanan candaan-candaan dan gurrauan dari
rekan-rekan, rasa duka di perjalanan itu harus kasian melihat sahabat
kita mabuk perjalanan dan muntah namun penulis disini tidak menyebutkan
namnya, namun penulis memberikan inisial SF HEEHE,,namun penulis hanya
ingin menuliskan nama-nama yang selalu membuat candaan dan tawa selama
perjalanan yaitu Umar, Sudirman, dan satu lagi Rosmawar mereka termasuk
orang yang paling konyol sepanjang perjalanan.
Perjalanan yang memakan
waktu 5 jam akhirnya tiba di kota takengon pada pukul 2.30 sore dan
memutar danau laut tawar dan singgah di Hotel Ringgali.
Di Renggali
mereka menanyakan biaya penginapan namun ternyata terlalau mahal
sehingga rekan-rekan yang lain mersa keberatan, dan perjalanan pun tetap
di lakukan memutar danau Laut tawar sambil memikirkan kemana tempat
menginap yang murah tidak banyak keluar biaya. Dan akhirnya kami pun
singgah di objek wisata’’ LOYANG KORO” (Goa Kerbau) dan memasukinya dan berfoto-foto di
sana, waktupun semakin berjalan hingga jam menunjukan pukul 4.30 sore.
Dan kami pun masih memikirkan dimana mencari tempat tinggal.
Dan
tiba-tiba rekan kami yang bernama Sherli Rahmi mengatakan ada sahabatnya
yang mau menerima kita semua menginap satu malam .
Dan dengan hati yang
senang semua rekan-rekan yang lain menanyakan “siapa sahabat mu yang
mau menerima kita semua untuk menginapa di rumahnya” Sherli mengatakan
sahabat saya itu bernama Ibu Amna Yunda,teman Fb nya yang sudah sangat akrab.
Semua serentak mengucapkan Alhamdulillah dan kami pun bergegas menuju
kesana setiur bis di putarkan.
Awal perjalanan menuju ke rumah Ibu Amna
banyak jalan yang salah kami lalui tidak tahu kemana alamatnya. Walaupun
lama menemukan alamtnya namun akhirnya berkat petunjuk Allah SWT,kami
serombongan tiba Dirumah ibu Amna yang beralamat di desa “KENAWAT LUT Kec
Laut Tawar”.Dan kami pun di sambut dengan senyuman Ibu Amna.
Dan Sahabat
kami Syerli Rahmi akhiernya mereka bertemu untuk pertama kalinya.Subhanallah Maha kuasa Allah untuk mengikat cinta dalam hubungan
Silahturahmi. Dan rombongan yang lain bergegas turun sambil
mengusap-ngusap kedua tangan mereka karena kedinginan. Maklum saja karena
sudah di dataran tinggi takengon hehee.
Warga setempat semua memperhatikan
kami dengan senyum ramah,tidak ada tatapan pesimis sedikitpun, sehingga
kami semua merasa nyaman dengan penduduk setempat .Bila bertatap
dengan penduduk setempat kami pasti mengobrol panjang lebar sehingga
kami semua di tawarkan dengan Bapak kepala desa untuk bisa menginap di
rumahnya, namun tawaran itu tidak langsung kami terima dengan tawaran
itu, karna kami semua harus melihat situasi dan keadaan di rumah ibu
Amna.
Namun seperti itulah keadaan penduduk di desa kenawat denga rasa sosial yang sangat tinggi yang sangat mengahargai tamu-tamu baru yang datang ke desa tersebut. Malampun semakin larut.Tiupan anginpun semakin kencang udara dingin mulai menusuk pori-pori kulit, semakin menambah suasana liburan semakin terasa di rumah Ibu Amna. Rumah ibu Amna penuh dengan suara-suara candaan. Gembira melihat rekan-rekan yang lain asyik bercerita satu sama lain sudah seperti keluarga besar berkumpul.
Dan rekan-rekan yang lainnya di luar rumah menyalakan api unggun mengenggam panasnya secangkir kopi untuk penghangat tubuh dan iringan nyanyian Gitar yang di mainkan oleh sahabat kita Hermansyah membuat dinginnya malam terasa hikmat dan tentram. Berbagi cerita di depan api unggun melempar senyum tawa bersama sahabat-sahabt semuanya.
Namun kekhidmatan tersebut menjadi konflik,ketika sang pemain gitar kena teguran oleh warga setempat agar memberhentikan musik gitarnya. Dan kami pun merasa bersalah dan ia pun masuk ke dalam rumah menyimpan gitarnya, namun ada tetangga sebelah yang membela kami dan mengatakan kepada kami tidak Apa-apa,jangan takut.
Dan suasana pun kembali tenang dan akhirnya yang tinggal di depan api unggun saya dan rekan saya Hermansyah.kami kembali bercerita dengan bapak itu namuan saya lupa namanya. Namun bapak itu masih satu ikatan Saudara dengan Ibu Amna yang menampung kami tinggal. Banyak cerita dan pengalaman.
Kami bercerita sampai larut malam. Dan saya pun dengan rekan saya tidak tahan lagi mengobrol lama dengan bapak itu karna dinginnya udara mulut pun sudah mulai mengeluarkan asap.
Dan kami memutuskan untuk pamitan untuk beristirahat dan bapak itu dengan senyum mengatakan “silahkan”.
Bergegas saya dan rekan saya Hermanysah memasuki rumah ibu Amna dan kami melihat melihat rekan-rekan yang ada, sudah berselimut dan ada juga yang masih mengobrol dengan Ibu Amna.
Dan tidak di sangka-sangka tempat tidur kami untuk cowoknya sudah tertata rapi.Waah...sungguh mulia kebaikan orang tersebut, dan kami pun tertidur dengan nyenyak dalam satu kamar di lantai 2 khusus cowok.
Namun di malam itu kami yang cowok belum bisa tidur,karna asik merebut-rebut selimut karna sangkin dinginnya cuaca. ehehehhe....
Jam pada saat itu menunjukan jam 3 pagi, udara dinginpun semakin menjadi-jadi.Jaket yang tebal pun tak mempan hehe..
Dan akhirnya saya pun tertidur juga. Dan terbangun terbangun pada jam 5.00.Di karenakan suara adzan subuh semua rekan-rekan bangun bergegas ke mesjid dengan pakaian yang tebal.
Namun ketika keluar menuju mesjid kita semua di sambut lolongan suara Anjing bukannya suara Ayam. Membuat rekan-rekan yang lain merasa gentar terutama sahabat saya Taufik Syarboyni selaku kepala rombongan.
Ia menyebut nama saya berulang kali karena merasa ketakutan ketika 2 ekor Anjing mengikutinya dari belakang hehe.
Namun saya bilang kepadanya jangan lari kalau lari akan di kejar, dan ia pun memegang tangan saya dan kami berjalan seperti biasa.
Setelah melakukan subuh berjamaah di mesjid Kenawat. Saya dan rekan saya keluar ke dari mesjid menuju keluar dan bertemu dengan tgk Imam setempat, dan kitapun mengobrol panjang lebar dengan keramah tamahan tgk imam tersebut membuat kami semua merasa terbuka ingin bercerita dengannya rekan-rekan saya pada saat itu cowok semua yang saya sebutkan namanya, Saifullah, Mulkan Syahriza, Hermansyah, Sudirman, dan saya sendiri gunawan.
Obrolan pun berjalan selama 25 menit di atas jalan dan cuaca pagi yang sangat dingin sehingga kami memerhatikan asap yang keluar dari mulut sambil tersenyum-tersenyum.Jam menunjukkan saat itu pukul 6.00 pagi. Dan obrolan tersebut berakhir dan kita semua bergegas kembali kerumah Ibu Amna sambil menikmati secankir teh hangat yang sudah di sediakan oleh rekan wanita kami yang berjumlah 10 0rang,
Setelah menikmati secangkir teh hangat,kami pun melakukan jalan-jalan pagi ingin melihat pemandangan indah di kampung setempat dengan bukit-bukit yang indah yang masih di selimuti kabut asap yang tebal.
Perjalan pagi yang kami lakukan melibatkan semua rekan-rekan yang lain yang terdiri 10 orang.
Akan saya sebutkan namanya:. Rahmanizar, Linda, Sherli Rahmi. Nurmiyanti. Siti, Sudirman, Mulkan Syahriza, Gunawan,, dan tidak semua namanya saya sebutkan karna lupa hehe..
Warga sekitar memandangi kami semua dan menegur dengan ramahnya dan kita semua pun berfoto bersama dengan penduduk setempat.
Sungguh luar biasa keramah-tamahan mereka kepada kami semua.Sungguh sangat berbeda dengan kehidupan di desa saya di Aceh utara.Jam pada saat itu menunjukkan pukul 7.30 pagi..
Inilah
cerita yang dapat saya tuliskan ini baru episode pertama ,di karenakan
saya tidak sanggup menulisnya.Dan tulisan ini akan bersambung ke
episode ke-2. Mohon maaf bila ada kesalahan dan redaksi bila ada bahasa yang
kurang di pahami.
Mohon kritikannya. ^_^
OLEH:
Bg Gunawan Golden Shine.
2 FEBRUARI 2014.
( Terima kasih kak Amna Yunda,Atas dimuatnya cerita kami semua di blog kakak).
2 FEBRUARI 2014.
( Terima kasih kak Amna Yunda,Atas dimuatnya cerita kami semua di blog kakak).